Indonesia merupakan negara yang kaya
tempat wisata, mulai dari wisata belanja, makanan, sampai wisata alam.
Sayangnya, pemerintah sering tidak jeli dengan tempat-tempat yang
berpotensi menjadi tempat wisata. Pantai Tanjung Papuma (Papuma)
merupakan contoh wisata alam yang belum banyak diketahui masyarakat
dunia. Papuma yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten
Jember – Jawa Timur, jarang dikunjungi wisatawan asing dan domestik.
Padahal, banyak sekali keindahan yang disuguhkan oleh alamnya.
Papuma berada di jalur Bromo, Ijen, dan
Bali. Pantai pasir putih ini terletak kurang lebih 37 km ke arah selatan
dari Kota Jember, atau kurang lebih 235 km dari Kota Surabaya. Pantai
dengan luas 25 hektare ini menyuguhkan banyak kelebihan. Sebut saja
hamparan pasir putih dengan tanjung melingkar sepanjang 1,5 km, barisan
bukit hijau dengan pepohonan yang rimbun mengelilingi pantai. Ditambah
lagi, pengunjung yang datang bisa sekalian melihat-lihat satwa liar yang
ada di hutan.
Akses menuju Papuma juga tidak terlalu
sulit, hanya saja memakan waktu cukup lama sekitar tujuh jam untuk
sampai ke sana. Dari Surabaya ke Jember wisatawan yang menaiki kendaraan
umum bisa memilih patas AC jurusan Surabaya-Jember atau bus non-AC.
Ongkos yang dikeluarkan untuk patas AC sebesar Rp 40.000, sedangkan bus
non-AC Rp 24.000. Sampai di Jember, perjalanan dilanjutkan dengan taksi
sampai ke depan Pantai Tanjung Papuma. Ongkos yang harus dikeluarkan
sebesar Rp 125.000.Selain naik bus, wisatawan juga bisa memilih
alternatif lain, yakni kereta api. Dari Surabaya-Jember wisatawan bisa
naik kereta bisnis dengan harga Rp 35.000 atau kereta eksekutif Rp
55.000. Sampai di stasiun, perjalanan kembali dilanjutkan dengan taksi
untuk sampai ke pantai. Sepanjang perjalanan dari Jember menuju pantai,
hamparan sawah dan ladang jagung menjadi pemandangan yang meneduhkan
untuk dinikmati. Terlebih lagi, di kota-kota besar seperti Jakarta sawah
dan ladang sangat jarang ditemui.
Sesampainya di depan loket pintu masuk
Pantai Tanjung Papuma, wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk
sebesar Rp 4.000 per orang pada hari biasa, dan Rp 5.000 per orang pada
hari libur. Aroma laut langsung tercium dari pintu masuk ini. Siang itu,
sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (23/5), Pantai Papuma sangat sepi
pengunjung. Hanya satu dua pengunjung dan masyarakat sekitar yang datang
melihat keindahan pantai. Ombak yang berkejaran di pantai seakan
percuma melakukan atraksi berlomba untuk sampai ke tepi pantai,
mengingat sepinya pengunjung.
Pantai Tanjung Papuma, merupakan satu
dari 16 objek wisata unggulan yang dipromosikan oleh Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur. Keindahan alam yang dimiliki Papuma masih asli,
belum terkepung oleh banyak bangunan kokoh dari beton. Bahkan, beberapa
rumah makan yang ada di sekitar pantai dibangun sangat sederhana.
Menjelang pukul 12.00 WIB, pantai
memancarkan keindahan sempurna. Sinar matahari menyentuh hamparan air
biru sehingga memberikan warna yang senada dengan birunya langit. Belum
lagi warna hijau pepohonan yang kontras berpadu dengan pantai Papuma.
Keunikan lain di Papuma, yakni adanya Batu Malikan yang bisa
mengeluarkan bunyi-bunyian khas seperti musik bila terkena ombak.
Batu Malikan merupakan karang-karang
pipih yang mirip seperti sebuah kerang besar yang menjadi dasar sebuah
batu karang besar, yang letaknya tak jauh dari tepi pantai. Ada tujuh
batu karang besar di pantai itu. Tujuh batu karang disebut sebagai pulau
kecil oleh warga setempat. Enam dari tujuh pulau itu memiliki nama yang
sesuai dengan bentuknya. Konon, satu dari antara pulau tersebut dihuni
oleh ratusan ular berbisa sehingga tidak ada masyarakat atau wisatawan
yang bisa berkunjung ke pulau tersebut.
Deretan gugusan pulau tersebut, yakni
Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Narodo, Pulau Nusa Barong, Pulau
Kajang, dan Pulau kodok. Bentuk enam pulau tersebut sangat khas. Seperti
Pulau Kodok yang bentuknya mirip seperti kodok raksasa, sedangkan Pulau
Narodo bentuknya mirip dengan topi dewa Narada. Pengunjung yang datang
ke pulau-pulau batu karang itu, bisa duduk di atas Batu Malikan asalkan
ombak laut tidak tinggi.
Selain menyuguhkan keindahan alam dan
deretan pulau-pulau kecil, Papuma juga dihuni oleh satwa liar, seperti
rusa, lutung, kera ekor panjang, lutung kuning, biawak, ayam hutan, dan
sebagainya. Hewan liar tersebut memang sengaja dibiarkan berkembang biak
di hutan sekitar pantai Papuma. Biasanya, hewan-hewan tersebut akan
muncul pagi atau menjelang malam hari.
Paket
Kepala Pelaksana Perum Perhutani di Pantai Tanjung Papuma Murgunadi mengatakan, wisatawan yang datang bisa menikmati satu paket keindahan alam. Paket yang ditawarkan, yakni keindahan pasir putih dari Pantai Papuma, bukit-bukit yang hijau, dan pengenalan akan satwa liar.
Kepala Pelaksana Perum Perhutani di Pantai Tanjung Papuma Murgunadi mengatakan, wisatawan yang datang bisa menikmati satu paket keindahan alam. Paket yang ditawarkan, yakni keindahan pasir putih dari Pantai Papuma, bukit-bukit yang hijau, dan pengenalan akan satwa liar.
“Pantai Tanjung Papuma ini akan
dipertahankan dengan tiga konsep tersebut, pantai, bukit, dan satwa
liar. Jadi wisatawan mancanegara dan domestik tidak kapok berkunjung ke
Jember,” terangnya.
Sejalan dengan Murgunadi, PLT Direktur
Utama Perum Perhutani Dr Upik Rosalina juga mengemukakan, Perum
Perhutani pada 2007 melakukan investasi sebesar Rp 1,6 miliar guna
pengembangan Pantai Tanjung Papuma. Sebanyak tujuh penginapan berbentuk
rumah panggung dibangun di atas bukit. Dari investasi sebesar Rp 1,6
miliar tersebut, Upik mengharapkan setiap tahunnya Papuma bisa mencapai
target pendapatan sebesar Rp 400 juta. Rencananya target wisatawan yang
ingin dicapai pada tahun 2008 sebanyak 888 juta orang.
“Saya optimistis perpaduan antara laut,
pantai, dan hutan merupakan kesatuan ekosistem yang sangat menarik.
Jadi, target pengunjung dan pendapatan tahun depan bisa tercapai,”
ujarnya.
Ditambahkan Upik, terdapat empat zona
wisata yang rencananya akan disuguhkan di Pantai Tanjung Papuma, yaitu
wisata bahari, wisata pantai, wisata pegunungan, dan wisata pendidikan.
Konsep yang dipakai Perum Perhutani untuk
mengembangkan wisata tersebut adalah ekowisata alam di Pantai Tanjung
Papuma. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan alam, sementara
pihak pengelola bertugas memberikan pelayanan yang maksimal hingga ke
tempat penginapan.
“Kami menyediakan semua fasilitas yang
dibutuhkan agar menarik minat wisa- tawan mancanegara dan domestik.
Bahkan kami telah membuka website khusus untuk wisatawan asing yang
ingin mengunjungi Papuma,” ujar Upik dalam jumpa pers di Pantai Tanjung
Papuma.
4 komentar
jadi pengen kesana nih hehe...
mksh mas share info nya :)
@budi os 19 silahkan sob ...:D
saya baru tahu jika ada pantai watu ulo. Jadi penasaran seperti apa tempatnya.
@Djangkaru Bumi asik tempat nya mas broer cocok buat refresing dan picnik dengan keluarga tempatnya di jember selatan
Posting Komentar
Terima Kasih Sobat Sudah:
1. Berkomentar Dengan Sopan
2. Tidak Memasukkan Link Aktif Dalam Form Komentar
3. Berkomentar Sesuai Artikel/Postingan
4. Berilah Informasi Kepada Admin Jika ada script yang Sudah tidak berfungsi
5. komentar Jorok/kasar /berbau Sara/Porno /saya anggap sebagai SPAM
6.untuk memasukkan gambar gunakan <i rel="image">URL Gambar</i>